Kinerja Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) Keripik Kentang di Industri Kecil Kota Batu
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.habitat.2019.030.2.6Keywords:
industri kecil, keripik kentang, kinerja SCMAbstract
Persaingan bisnis mendorong industri untuk meningkatkan daya saing dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu memenuhi permintaan konsumen yang bervariasi. Sistem yang saling terintegrasi dari seluruh pihak yang terlibat di dalam agroindustry, adalah sebagian faktor yang meningkatkan daya saing industri dalam menciptakan rantai pasok yang efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan rantai pasok (supply chain) keripik kentang dan menganalisis kinerja dari manajemen rantai pasok keripik kentang di industri kecil Kota Batu. Metode analisis data yang dingunakan dalam penelitian kami yaitu analisis deskriptif dengan pendekatan SCOR (Supply Chain Operation Reference) dan analisis SCOR. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lembaga – lembaga yang terlibat dalam rantai pasokan di Industri Kecil Keripik Kentang Kota Batu adalah pemasok, pabrik, pengecer, konsumen, dan hubungan rantai pasokan yang dikelola, yaitu aliran produk, aliran informasi, dan aliran keuangan. Nilai rata-rata kinerja SCM dari hasil analisis SCOR adalah (89,232) yang berarti berada dalam kategori baik (Good). KPI yang mempunyai nilai kinerja rendah masih harus ditingkatkan sehingga kinerja SCM mampu mencapai tingkat (Excellent) yaitu dengan nilai > 90.References
Badan Pusat Statistik. 2013. Katalog Industri Kecil dan Menengah. BPS. Indonesia.
Dinar Wigaringtyas, L. (2008). Pengukuran Kinerja Supply Chain Management dengan Pendekatan Supply Chain Operation Reference (SCOR). Journal of Medical Internet Research, 10(3), e22.
Direktori Perusahaan Industri Kecil Menengah Kota Batu, 2016. Data Industri Kecil Menengah Kota Batu 2006-2016. Batu.
Georgise, F. B., Thoben, K., & Seifert, M. (2013). Countries : An Ethiopian Study. Global Journal of Researches in Engineering Industrial Engineering, 13(2).
Immawan, T., & Pratama, C. Y. (2016). Pengukuran Performansi Rantai Pasok Pada Industri Batik Tipe Produksi Make-To-Stock Dengan Menggunakan Model Scor 11.0 Dan Pembobotan Ahp (Studi Kasus Batik Gunawan Setiawan, Surakarta). Teknoin, 22(1).https://doi.org/10.20885/teknoin.vol22.iss1.art9
Kocaoǧlu, B., Gülsün, B., & Tanyaş, M. (2013). A SCOR based approach for measuring a benchmarkable supply chain performance. Journal of Intelligent Manufacturing, 24(1), 113–132. https://doi.org/10.1007/s10845-011-0547-z
Makris, S., Zoupas, P., & Chryssolouris, G. (2011). Supply Chain Control Logic For Enabling Adaptibility Under Uncertainty. International Journal of Production Reseaerch, 49 (1), 121-137.
Nurmalasari, (2014). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Citra Terhadap Kepuasan Mahasiswa Pada Akademi Kebidanan Aisyiah Pontianak. Jurnal Khatulistiwa Informatika. Vol. 2, No. 2.
Padillah, H., Chrisnanto, Y. H., Wahana, A., Informatika, J., Jenderal, U.,
Yani, A., Semarang, H. (2016). Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) Dan Analytic Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pengukuran Kinerja Supply Chain Management, 31–36.
Persson, F. (2011). SCOR Template - A Simulation Based Dynamic Supply Chain Analysis Tool. International Journal of Production Economics, 131(1), 288–294. https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2010.09.029
Putri, K. S., Widyadana, I. G. A., & Palit, H. C. (2015). Peningkatan Kapasitas Produksi Pada PT . Adicitra Bhirawa, 3(1), 69–76.
R.a, A.-L., C.a, M.-L., & P.K.b, D. (2013). Supply Chain Intregration Framework Using Literature Review. Production and Planning Control, 24(8-9), 800-817. https://doi.org/10.1080/09537287.2012.66 870